3 Nov 2010

perkembangan dari macam macam protozoa

Penjelasan mengenai cara berkembang biak protozoa

A.reproduksi gametofit (konjugasi) pada Paramecium caudatum

gambar 2.0

tahapan dalam konjugasi paramecium caudatum di tampilkan di gambar 2.0 sebagai berikut
1.Kedua sel saling mendekat
2.Menempel pada bagian mulut sel untuk kawin
3.Lalu tercipta tabung penghubung
4.Lalu membrane sel pecah lalu terjadi hubungan sitoplasma,makronukleus nya melebur sedangkan mikronukleusnya mengalami mitosis
5.Tiga mikronukleus melebur dan satu mikronukleus mengalami mitosis
6.Lalu terjadi pertukaran salah satu mikronukleus sehingga dua inti bergabung (sinkarion) atau mikronukleus yang  sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
7.Paramecium caudatum yang berkonjugasi memisahkan diri dan nukleusnya membelah secara mitosis sebanyak 3 kali berturut turut sehingga terbentuk 8 inti sel
Gb2.0
8.Lalu 3 inti menghilang,4 inti menjadi makronukleus dan satu inti lainnya jadi mikronukleus
9.Selanjtnya paramecium caudatum akan membelah dua kali berturut turut sehingga tercipta 4 paramecium caudatum


 B.tahapan perkembangan(sporozoit dan gametosit) Plasmodium sp

gambar 2.1
      Gambar di samping adalah daur hidup dari plasmodium penjelasan langkah langkah di atas adalah
1.Bila seekornyamuk anopheles menghisap darah maka dikeluarlah zat anti pembekuan darah agar darah korban tidak membeku.zat ini disebut zat anti kogualan.
2.Bersamaan dengan zat anto kogualan maka keluarlah sporozoit – sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka gigitan di tubuh korban.
3.Setelah tiga hari sporozoit keluar dari hati, kemudian menyerang sel – sel darah merah dan memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.
4.Sporozoit didalam sel darah merah disebut tropozoit,
5.Setelah sel – sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel – sel darah merah yang baru.kejadian ini berulang beberapa kali
Gb2.1
6.Bersama dengan pecahnya sel – sel darah merah itu penderita merasa demam (panas dingin).
7. Setelah beberapa waktu mengalami skizogomi, beberapa merozoit berubah menjadi gametositosit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan gamet betina. Hal ini disebut gamogoni,
8.Jika saat itu darah manusia ini dihiap oleh nyamuk anopheles betina, maka didalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan(mikro gamet) dan gamet betina( makro gamet), dua gamet ini kemudian melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, bentuknya seperti cacing dan menerobos dinding usus atau perut nyamuk dan pengisap makanan dari tubuh nyamuk.
9.Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosista. Dari satu oosista menghasilkan beribu – ribu sporozoit denngan cara sporogani
10.Dari tahap ini kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan lagi

Atau dalam diagram sederhana dapat di gambarkan seperti
Gb 2.2 berikut yang penjelasan singkatnya adalah
a. Fase generatif, terjadi dalam tubuh nyamuk malaria
Skema : fertilisasi ---- zigot ---- ookinet ---- oosista ---- sporozoid
Gb. 2.2
b. Fase vegetatif, terjadi dalam rubuh manusia ada dua tempat yaitu:
a) Dalam hati (disebut eksoeritrositik)
Skema : sporozoid ---- skizon erytozoik ---- merozoit eryptozoik
b) Dalam darah (eritrositik)
Skema : tropozoit ---- skizon muda ---- skizon matang ---- merozoit ---- makrogamet/mikrogamet






C.tahap reproduksi Amoeba  proteus

 Pembelahan secara langsung tanpa didahului oleh pembentukan gelendong pembelahan, peleburan inti serta penampilan kromosom atau pembelahan langsung tanpa mengalami fase-fase dari satu inti ke dua inti, disebut amitosis. Amitosis umumnya terjadi pada organisme yang selnya belum mempunyai inti dan jaringan endosperm. Hewan dan tumbuhan yang mengalami amitosis misalnya pada   Amoeba , Protozoa, Ganggang biru dan Bacteri.
Perkembangbiakan Amoeba  proteus dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.
Tahapannya berupa
1.Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.
Gb.2.3
2. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing=masing menyelubungi inti selnya.
3.Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma.
4. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing

5.mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula
6.Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista.

Didalam kista Amoeba  proteus dapat membelah menjadi amoeba-Amoeba  proteus baru yang lebih kecil. Bila keadaan amoeba-Amoeba  proteusbaru tadi dapat keluar. Selanjudnya Amoeba  proteus ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula. Di gambar 2.3 ini adalah gambar pembelahan diri pada Amoeba  proteus. Pada bakteri terjadi pula pembelaan diri. Dengan proses sama seperti diatas.

D.tahapan reproduksi Euglena viridis viridis

Reproduksi euglena viridis secara umum

hal ini terjadi secara pembelahan biner, yaitu suatu pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi dua bagian yang sama yang kemudian tumbuh dan membentuk individu baru.

Reproduksi euglena viridis bisa juga terjadi juga ketika sel bergerak, yang merupakan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior. Pembelahan pada saat sel tidak bergerak, sel dikelilingi selubung yang gelatinous.
Seringkali sel anak membelah lagi untuk membentuk koloni palmela (bila sang
anak gagal keluar dari sel induk, sel-sel anak akan terus membelah sampai
Gb2.4
mencapai ratusan sel anak dan diselubungi matriks yang gelatinous) yang temporal selama mitosis.

Pada spesies yang memiliki satu flagellum, blepharoplas (granula pada pangkal tiap-tiap flagella) membelah menjadi dua. Flagellum lama tetap menempel pada salah satu blepharoplas dan dari blepharoplas yang satunya tumbuh flagellum baru. Proses pembelahan selanjutnya seperti mitosis pada umumnya.

Euglena viridis juga sering kali membentuk kista (sel vegetatif membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi buruk sampai beberapa waktu lamanya. Selain itu juga bereproduksi secara autogami (fusi antara nukleus sel-sel anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.

E.tahapan reproduksi vegetatif Paramecium caudatum

Tahapannya sama seperti pada euglena viridis ataupun Amoeba  proteus karena paramecium caudatum juga tergolong ke dalam protozoa sehingga paramecium caudatum bisa langsung membelah tanpa malalui tahap pembentukan benang spindle atau amitosis yang artinya tak bersifat mitosis.
Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar